Sabtu, 21 September 2013

artikel w



Hidup bukan hanya untuk hari ini
My biodata
Nama saya Dewi putri  Saya lahir di sileang pangambatan 24 Maret taon 1993 itu menurut izajah saya tapi kalo menurut bap
tisan lahir saya pada tanggal 27 maret tahun 1994. Ya udah sampai sekrang aku jadi pake tahun yang ada di izajah. Saya anak pertama dari delapan bersaudara dimana kami ada empat cewek dan empat cowok adek-adekquh banyak biasalah kalau di kampong, Katanya kalo banyak anak banyak rezeki tapi kalo melihat zaman sekarang itu ga ber;laku lagi. Saya masih duduk di kursi kuliah dan adek adek saya pada masih sekolah semua. Jadi keluarga kuh masih banyak penegluaran apalagi ayah dan ibukuh adalah petani berdasi dikampung, trus saya sekarang tinggal di kota dirumah saudarakuh yang baeik mengasuh dan menyekolahkan aku, saat ini saya belum bekerja tapi, masih dalam pencarian.
 Jauh dari keluarga adalah membuat saya hidup untuk menghargai apa arti keluarga dan hidup. Di zaman sekarang ini cari kerja emang ga gampang perlu butuh keahlian. Saya sangat suka tulis-menulis walaupun tulis saya agak kurang rapi tapi mulai dari smk saya sudah sangat suka menulis. Saya menulis apa saja mulai dari senang, dapat hadiah, nasehat, tangisan juga semuanya aku curahkan di dalam bukuku itu, aku tulis di binder atau catatan harian ku. Saya sangat suka mengarang cerita, nulis puisi pokoknya yang berhubungan dengan tulisanlah. Saya sangat suka karena dari situ saya ingin bercita-cita menjadi seorang jurnalistik atau ga jadi penulis terkenallah, kalo bisa di izinin Tuhan yang aku bersyukur banget deh. Saya lagi pokus untuk membuat karya tulis, atau membuat buku sekalian membuat belajar latihan untuk memperlancar tangan untuk mengetik. Saya setiap harinya dirumah, makanya sepi bangat dan sahabat setia kuh hanyalah buku, kalau udah bosan baru menonton dirumah sama bapatua kalo ga ada les Masuk.
Menurut saya sata seperti seorang kalelawar  kalo malam belajar mencari ilmu buat masa depan, dan paginya saya kerja dirumah. Hmmm begitulah sampai saat ini, tapi lama kelamaan itu membuat saya menjadi sepi dan kadang-kadang mengeluh, tapi ya gimana lagi haruslah bersabar dan tetap semangat, karena itulah rencana Tuhan dulu buat saya. Saya belajar hidup untuk bersabar dan mengerti betapa hidup ini butuh perjuangan yang sangat kita hargai dan kita harus gunakan sebaik-baiknya sebelum kesempatan kita akan hilang.
Jujur saja rasanya bosan dan sepi kadang-kadang aku iri ama teman-temanku yang udah kerja, jadi mereka semua cerita kerja., kerja, kerja dan kerja lagi sedangkan saya,,,,,,, ya emang begitulah kira-kira kadang-kadang saya hanyalah sebagai pendengar saja.
Tapi aku punya prinsip dalam hidup ini agar tetap semangat dan jangan menyerah serta putus asa dan apapun yang terjadi aku harus semangat dan tetap berjuang demi nama baik keluargaku, aku ingin banget bahagiakan orang tuaku dan juga bahagiakan adek-adek kuh semampu kuh. Disamping saya hobby maen gitar tapi belom lancar sih, masih butuh belajar. Hari-hari saya selalu bersama-sama dengan buku . bisa dibilang saya seorang kutu buku. Demikianlah yang bisa saya utarakan . Dan saya bertrimakasih kepada Tuhan Yesus yang selalu mengguatkan aku, dan slalu setia menemani dan menjagai saya sehingga karangan ini bisa selesai GOOD LUCKY AND GOD BLESS US.

Banyak dari kita yang memiliki prinsip “hidup untuk hari ini”. Bekerja tak kenal lelah dan tak kenal waktu, tentu wajar jika kita ingin langsung menuai hasilnya. Masa keemasan ini seyogianya dinikmati dengan maksimal. Massih muda, sehat, dan produktif sering kali menjadi alasan kuat untuk menunda perencanaan.
Samapi suatu saat, terjadi peristiwa yang menampar. Keras, entah itu musibah, penyakit, atau ujian hidup lainnya. Di saat kapal kehidupan oleng dan diri menjadi limbung, barulah kita sadar bahwa kita tidak memiliki tiang untuk bersandar. Ironisnya, keluarga yang menyandarkan hidup pada kita juga turut terimbas. Masa yang tadinya carah menjadi gelap gulita, penuh ketidakpastian.
Timbul rasa sesal karena terus menunda perencanaan. Bukanya mau bergerak karena sesungguhnya pengingat ada dimana-mana. Sadar sepenuhnya bahwa asuransi itu penting. Namun cicilan bayar sewa rumah, cicilan gadget tipe baru, dan tunggakan uang kuliah belum lunas, membuat rencana beransuransi ditunda.
Sering mendengar bahwa invenstasi itu perlu,. Namun, keinginan berlibur ke luar negeri sulit dibendung. Toh masih ada waktu untuk mengumpulkan pundi-pundi. Pernah diingatkan teman untuk masuk asuransi, Ah, tapi selagi masih muda, untuk apa memikirkan soal itu?
Trus saat ujian datang, barulah kita sadar. Rencana bukannya tak banyak, artinya bila tak diikuti langkah nyata. Karena  sekedar menjadi sebuah wacana, saat cobaaan  menyergap kita pun tak siap. Momen titik balik seperti ini membuat tergerak untuk mengubah cara pandang terhadao kehidupan. Untuk siapa kita kerja keras? Pikiran pun melayang pada hal-hal yang berharga dalam hidup kita: pasangan, anak atau  orangtua. Apa yang terjadi ssat penyakit, kecelakaan, bahkan kekecewaan yang menimpa, atau impian tidak sesuai yang diharapkan. Bagaimana kita menghadapi semua ini atau mampukah kita sejahtra dan keluarga yang bahagia dalam merajut masa depan  yang akan datang,  jika demikain itulah perjuangan untuk akan hidup…….



artikel w



Hidup bukan hanya untuk hari ini
My biodata
Nama saya Dewi putri  Saya lahir di sileang pangambatan 24 Maret taon 1993 itu menurut izajah saya tapi kalo menurut bap
tisan lahir saya pada tanggal 27 maret tahun 1994. Ya udah sampai sekrang aku jadi pake tahun yang ada di izajah. Saya anak pertama dari delapan bersaudara dimana kami ada empat cewek dan empat cowok adek-adekquh banyak biasalah kalau di kampong, Katanya kalo banyak anak banyak rezeki tapi kalo melihat zaman sekarang itu ga ber;laku lagi. Saya masih duduk di kursi kuliah dan adek adek saya pada masih sekolah semua. Jadi keluarga kuh masih banyak penegluaran apalagi ayah dan ibukuh adalah petani berdasi dikampung, trus saya sekarang tinggal di kota dirumah saudarakuh yang baeik mengasuh dan menyekolahkan aku, saat ini saya belum bekerja tapi, masih dalam pencarian.
 Jauh dari keluarga adalah membuat saya hidup untuk menghargai apa arti keluarga dan hidup. Di zaman sekarang ini cari kerja emang ga gampang perlu butuh keahlian. Saya sangat suka tulis-menulis walaupun tulis saya agak kurang rapi tapi mulai dari smk saya sudah sangat suka menulis. Saya menulis apa saja mulai dari senang, dapat hadiah, nasehat, tangisan juga semuanya aku curahkan di dalam bukuku itu, aku tulis di binder atau catatan harian ku. Saya sangat suka mengarang cerita, nulis puisi pokoknya yang berhubungan dengan tulisanlah. Saya sangat suka karena dari situ saya ingin bercita-cita menjadi seorang jurnalistik atau ga jadi penulis terkenallah, kalo bisa di izinin Tuhan yang aku bersyukur banget deh. Saya lagi pokus untuk membuat karya tulis, atau membuat buku sekalian membuat belajar latihan untuk memperlancar tangan untuk mengetik. Saya setiap harinya dirumah, makanya sepi bangat dan sahabat setia kuh hanyalah buku, kalau udah bosan baru menonton dirumah sama bapatua kalo ga ada les Masuk.
Menurut saya sata seperti seorang kalelawar  kalo malam belajar mencari ilmu buat masa depan, dan paginya saya kerja dirumah. Hmmm begitulah sampai saat ini, tapi lama kelamaan itu membuat saya menjadi sepi dan kadang-kadang mengeluh, tapi ya gimana lagi haruslah bersabar dan tetap semangat, karena itulah rencana Tuhan dulu buat saya. Saya belajar hidup untuk bersabar dan mengerti betapa hidup ini butuh perjuangan yang sangat kita hargai dan kita harus gunakan sebaik-baiknya sebelum kesempatan kita akan hilang.
Jujur saja rasanya bosan dan sepi kadang-kadang aku iri ama teman-temanku yang udah kerja, jadi mereka semua cerita kerja., kerja, kerja dan kerja lagi sedangkan saya,,,,,,, ya emang begitulah kira-kira kadang-kadang saya hanyalah sebagai pendengar saja.
Tapi aku punya prinsip dalam hidup ini agar tetap semangat dan jangan menyerah serta putus asa dan apapun yang terjadi aku harus semangat dan tetap berjuang demi nama baik keluargaku, aku ingin banget bahagiakan orang tuaku dan juga bahagiakan adek-adek kuh semampu kuh. Disamping saya hobby maen gitar tapi belom lancar sih, masih butuh belajar. Hari-hari saya selalu bersama-sama dengan buku . bisa dibilang saya seorang kutu buku. Demikianlah yang bisa saya utarakan . Dan saya bertrimakasih kepada Tuhan Yesus yang selalu mengguatkan aku, dan slalu setia menemani dan menjagai saya sehingga karangan ini bisa selesai GOOD LUCKY AND GOD BLESS US.

Banyak dari kita yang memiliki prinsip “hidup untuk hari ini”. Bekerja tak kenal lelah dan tak kenal waktu, tentu wajar jika kita ingin langsung menuai hasilnya. Masa keemasan ini seyogianya dinikmati dengan maksimal. Massih muda, sehat, dan produktif sering kali menjadi alasan kuat untuk menunda perencanaan.
Samapi suatu saat, terjadi peristiwa yang menampar. Keras, entah itu musibah, penyakit, atau ujian hidup lainnya. Di saat kapal kehidupan oleng dan diri menjadi limbung, barulah kita sadar bahwa kita tidak memiliki tiang untuk bersandar. Ironisnya, keluarga yang menyandarkan hidup pada kita juga turut terimbas. Masa yang tadinya carah menjadi gelap gulita, penuh ketidakpastian.
Timbul rasa sesal karena terus menunda perencanaan. Bukanya mau bergerak karena sesungguhnya pengingat ada dimana-mana. Sadar sepenuhnya bahwa asuransi itu penting. Namun cicilan bayar sewa rumah, cicilan gadget tipe baru, dan tunggakan uang kuliah belum lunas, membuat rencana beransuransi ditunda.
Sering mendengar bahwa invenstasi itu perlu,. Namun, keinginan berlibur ke luar negeri sulit dibendung. Toh masih ada waktu untuk mengumpulkan pundi-pundi. Pernah diingatkan teman untuk masuk asuransi, Ah, tapi selagi masih muda, untuk apa memikirkan soal itu?
Trus saat ujian datang, barulah kita sadar. Rencana bukannya tak banyak, artinya bila tak diikuti langkah nyata. Karena  sekedar menjadi sebuah wacana, saat cobaaan  menyergap kita pun tak siap. Momen titik balik seperti ini membuat tergerak untuk mengubah cara pandang terhadao kehidupan. Untuk siapa kita kerja keras? Pikiran pun melayang pada hal-hal yang berharga dalam hidup kita: pasangan, anak atau  orangtua. Apa yang terjadi ssat penyakit, kecelakaan, bahkan kekecewaan yang menimpa, atau impian tidak sesuai yang diharapkan. Bagaimana kita menghadapi semua ini atau mampukah kita sejahtra dan keluarga yang bahagia dalam merajut masa depan  yang akan datang,  jika demikain itulah perjuangan untuk akan hidup…….



artikel w



Hidup bukan hanya untuk hari ini
My biodata
Nama saya Dewi putri  Saya lahir di sileang pangambatan 24 Maret taon 1993 itu menurut izajah saya tapi kalo menurut bap
tisan lahir saya pada tanggal 27 maret tahun 1994. Ya udah sampai sekrang aku jadi pake tahun yang ada di izajah. Saya anak pertama dari delapan bersaudara dimana kami ada empat cewek dan empat cowok adek-adekquh banyak biasalah kalau di kampong, Katanya kalo banyak anak banyak rezeki tapi kalo melihat zaman sekarang itu ga ber;laku lagi. Saya masih duduk di kursi kuliah dan adek adek saya pada masih sekolah semua. Jadi keluarga kuh masih banyak penegluaran apalagi ayah dan ibukuh adalah petani berdasi dikampung, trus saya sekarang tinggal di kota dirumah saudarakuh yang baeik mengasuh dan menyekolahkan aku, saat ini saya belum bekerja tapi, masih dalam pencarian.
 Jauh dari keluarga adalah membuat saya hidup untuk menghargai apa arti keluarga dan hidup. Di zaman sekarang ini cari kerja emang ga gampang perlu butuh keahlian. Saya sangat suka tulis-menulis walaupun tulis saya agak kurang rapi tapi mulai dari smk saya sudah sangat suka menulis. Saya menulis apa saja mulai dari senang, dapat hadiah, nasehat, tangisan juga semuanya aku curahkan di dalam bukuku itu, aku tulis di binder atau catatan harian ku. Saya sangat suka mengarang cerita, nulis puisi pokoknya yang berhubungan dengan tulisanlah. Saya sangat suka karena dari situ saya ingin bercita-cita menjadi seorang jurnalistik atau ga jadi penulis terkenallah, kalo bisa di izinin Tuhan yang aku bersyukur banget deh. Saya lagi pokus untuk membuat karya tulis, atau membuat buku sekalian membuat belajar latihan untuk memperlancar tangan untuk mengetik. Saya setiap harinya dirumah, makanya sepi bangat dan sahabat setia kuh hanyalah buku, kalau udah bosan baru menonton dirumah sama bapatua kalo ga ada les Masuk.
Menurut saya sata seperti seorang kalelawar  kalo malam belajar mencari ilmu buat masa depan, dan paginya saya kerja dirumah. Hmmm begitulah sampai saat ini, tapi lama kelamaan itu membuat saya menjadi sepi dan kadang-kadang mengeluh, tapi ya gimana lagi haruslah bersabar dan tetap semangat, karena itulah rencana Tuhan dulu buat saya. Saya belajar hidup untuk bersabar dan mengerti betapa hidup ini butuh perjuangan yang sangat kita hargai dan kita harus gunakan sebaik-baiknya sebelum kesempatan kita akan hilang.
Jujur saja rasanya bosan dan sepi kadang-kadang aku iri ama teman-temanku yang udah kerja, jadi mereka semua cerita kerja., kerja, kerja dan kerja lagi sedangkan saya,,,,,,, ya emang begitulah kira-kira kadang-kadang saya hanyalah sebagai pendengar saja.
Tapi aku punya prinsip dalam hidup ini agar tetap semangat dan jangan menyerah serta putus asa dan apapun yang terjadi aku harus semangat dan tetap berjuang demi nama baik keluargaku, aku ingin banget bahagiakan orang tuaku dan juga bahagiakan adek-adek kuh semampu kuh. Disamping saya hobby maen gitar tapi belom lancar sih, masih butuh belajar. Hari-hari saya selalu bersama-sama dengan buku . bisa dibilang saya seorang kutu buku. Demikianlah yang bisa saya utarakan . Dan saya bertrimakasih kepada Tuhan Yesus yang selalu mengguatkan aku, dan slalu setia menemani dan menjagai saya sehingga karangan ini bisa selesai GOOD LUCKY AND GOD BLESS US.

Banyak dari kita yang memiliki prinsip “hidup untuk hari ini”. Bekerja tak kenal lelah dan tak kenal waktu, tentu wajar jika kita ingin langsung menuai hasilnya. Masa keemasan ini seyogianya dinikmati dengan maksimal. Massih muda, sehat, dan produktif sering kali menjadi alasan kuat untuk menunda perencanaan.
Samapi suatu saat, terjadi peristiwa yang menampar. Keras, entah itu musibah, penyakit, atau ujian hidup lainnya. Di saat kapal kehidupan oleng dan diri menjadi limbung, barulah kita sadar bahwa kita tidak memiliki tiang untuk bersandar. Ironisnya, keluarga yang menyandarkan hidup pada kita juga turut terimbas. Masa yang tadinya carah menjadi gelap gulita, penuh ketidakpastian.
Timbul rasa sesal karena terus menunda perencanaan. Bukanya mau bergerak karena sesungguhnya pengingat ada dimana-mana. Sadar sepenuhnya bahwa asuransi itu penting. Namun cicilan bayar sewa rumah, cicilan gadget tipe baru, dan tunggakan uang kuliah belum lunas, membuat rencana beransuransi ditunda.
Sering mendengar bahwa invenstasi itu perlu,. Namun, keinginan berlibur ke luar negeri sulit dibendung. Toh masih ada waktu untuk mengumpulkan pundi-pundi. Pernah diingatkan teman untuk masuk asuransi, Ah, tapi selagi masih muda, untuk apa memikirkan soal itu?
Trus saat ujian datang, barulah kita sadar. Rencana bukannya tak banyak, artinya bila tak diikuti langkah nyata. Karena  sekedar menjadi sebuah wacana, saat cobaaan  menyergap kita pun tak siap. Momen titik balik seperti ini membuat tergerak untuk mengubah cara pandang terhadao kehidupan. Untuk siapa kita kerja keras? Pikiran pun melayang pada hal-hal yang berharga dalam hidup kita: pasangan, anak atau  orangtua. Apa yang terjadi ssat penyakit, kecelakaan, bahkan kekecewaan yang menimpa, atau impian tidak sesuai yang diharapkan. Bagaimana kita menghadapi semua ini atau mampukah kita sejahtra dan keluarga yang bahagia dalam merajut masa depan  yang akan datang,  jika demikain itulah perjuangan untuk akan hidup…….



artikel w



Hidup bukan hanya untuk hari ini
My biodata
Nama saya Dewi putri  Saya lahir di sileang pangambatan 24 Maret taon 1993 itu menurut izajah saya tapi kalo menurut bap
tisan lahir saya pada tanggal 27 maret tahun 1994. Ya udah sampai sekrang aku jadi pake tahun yang ada di izajah. Saya anak pertama dari delapan bersaudara dimana kami ada empat cewek dan empat cowok adek-adekquh banyak biasalah kalau di kampong, Katanya kalo banyak anak banyak rezeki tapi kalo melihat zaman sekarang itu ga ber;laku lagi. Saya masih duduk di kursi kuliah dan adek adek saya pada masih sekolah semua. Jadi keluarga kuh masih banyak penegluaran apalagi ayah dan ibukuh adalah petani berdasi dikampung, trus saya sekarang tinggal di kota dirumah saudarakuh yang baeik mengasuh dan menyekolahkan aku, saat ini saya belum bekerja tapi, masih dalam pencarian.
 Jauh dari keluarga adalah membuat saya hidup untuk menghargai apa arti keluarga dan hidup. Di zaman sekarang ini cari kerja emang ga gampang perlu butuh keahlian. Saya sangat suka tulis-menulis walaupun tulis saya agak kurang rapi tapi mulai dari smk saya sudah sangat suka menulis. Saya menulis apa saja mulai dari senang, dapat hadiah, nasehat, tangisan juga semuanya aku curahkan di dalam bukuku itu, aku tulis di binder atau catatan harian ku. Saya sangat suka mengarang cerita, nulis puisi pokoknya yang berhubungan dengan tulisanlah. Saya sangat suka karena dari situ saya ingin bercita-cita menjadi seorang jurnalistik atau ga jadi penulis terkenallah, kalo bisa di izinin Tuhan yang aku bersyukur banget deh. Saya lagi pokus untuk membuat karya tulis, atau membuat buku sekalian membuat belajar latihan untuk memperlancar tangan untuk mengetik. Saya setiap harinya dirumah, makanya sepi bangat dan sahabat setia kuh hanyalah buku, kalau udah bosan baru menonton dirumah sama bapatua kalo ga ada les Masuk.
Menurut saya sata seperti seorang kalelawar  kalo malam belajar mencari ilmu buat masa depan, dan paginya saya kerja dirumah. Hmmm begitulah sampai saat ini, tapi lama kelamaan itu membuat saya menjadi sepi dan kadang-kadang mengeluh, tapi ya gimana lagi haruslah bersabar dan tetap semangat, karena itulah rencana Tuhan dulu buat saya. Saya belajar hidup untuk bersabar dan mengerti betapa hidup ini butuh perjuangan yang sangat kita hargai dan kita harus gunakan sebaik-baiknya sebelum kesempatan kita akan hilang.
Jujur saja rasanya bosan dan sepi kadang-kadang aku iri ama teman-temanku yang udah kerja, jadi mereka semua cerita kerja., kerja, kerja dan kerja lagi sedangkan saya,,,,,,, ya emang begitulah kira-kira kadang-kadang saya hanyalah sebagai pendengar saja.
Tapi aku punya prinsip dalam hidup ini agar tetap semangat dan jangan menyerah serta putus asa dan apapun yang terjadi aku harus semangat dan tetap berjuang demi nama baik keluargaku, aku ingin banget bahagiakan orang tuaku dan juga bahagiakan adek-adek kuh semampu kuh. Disamping saya hobby maen gitar tapi belom lancar sih, masih butuh belajar. Hari-hari saya selalu bersama-sama dengan buku . bisa dibilang saya seorang kutu buku. Demikianlah yang bisa saya utarakan . Dan saya bertrimakasih kepada Tuhan Yesus yang selalu mengguatkan aku, dan slalu setia menemani dan menjagai saya sehingga karangan ini bisa selesai GOOD LUCKY AND GOD BLESS US.

Banyak dari kita yang memiliki prinsip “hidup untuk hari ini”. Bekerja tak kenal lelah dan tak kenal waktu, tentu wajar jika kita ingin langsung menuai hasilnya. Masa keemasan ini seyogianya dinikmati dengan maksimal. Massih muda, sehat, dan produktif sering kali menjadi alasan kuat untuk menunda perencanaan.
Samapi suatu saat, terjadi peristiwa yang menampar. Keras, entah itu musibah, penyakit, atau ujian hidup lainnya. Di saat kapal kehidupan oleng dan diri menjadi limbung, barulah kita sadar bahwa kita tidak memiliki tiang untuk bersandar. Ironisnya, keluarga yang menyandarkan hidup pada kita juga turut terimbas. Masa yang tadinya carah menjadi gelap gulita, penuh ketidakpastian.
Timbul rasa sesal karena terus menunda perencanaan. Bukanya mau bergerak karena sesungguhnya pengingat ada dimana-mana. Sadar sepenuhnya bahwa asuransi itu penting. Namun cicilan bayar sewa rumah, cicilan gadget tipe baru, dan tunggakan uang kuliah belum lunas, membuat rencana beransuransi ditunda.
Sering mendengar bahwa invenstasi itu perlu,. Namun, keinginan berlibur ke luar negeri sulit dibendung. Toh masih ada waktu untuk mengumpulkan pundi-pundi. Pernah diingatkan teman untuk masuk asuransi, Ah, tapi selagi masih muda, untuk apa memikirkan soal itu?
Trus saat ujian datang, barulah kita sadar. Rencana bukannya tak banyak, artinya bila tak diikuti langkah nyata. Karena  sekedar menjadi sebuah wacana, saat cobaaan  menyergap kita pun tak siap. Momen titik balik seperti ini membuat tergerak untuk mengubah cara pandang terhadao kehidupan. Untuk siapa kita kerja keras? Pikiran pun melayang pada hal-hal yang berharga dalam hidup kita: pasangan, anak atau  orangtua. Apa yang terjadi ssat penyakit, kecelakaan, bahkan kekecewaan yang menimpa, atau impian tidak sesuai yang diharapkan. Bagaimana kita menghadapi semua ini atau mampukah kita sejahtra dan keluarga yang bahagia dalam merajut masa depan  yang akan datang,  jika demikain itulah perjuangan untuk akan hidup…….