Sabtu, 21 September 2013
artikel w
Hidup bukan
hanya untuk hari ini
My biodata
Nama saya Dewi putri Saya
lahir di sileang pangambatan 24 Maret taon 1993 itu menurut izajah saya tapi
kalo menurut bap
tisan lahir saya pada tanggal 27 maret tahun 1994. Ya udah
sampai sekrang aku jadi pake tahun yang ada di izajah. Saya anak pertama dari
delapan bersaudara dimana kami ada empat cewek dan empat cowok adek-adekquh
banyak biasalah kalau di kampong, Katanya kalo banyak anak banyak rezeki tapi
kalo melihat zaman sekarang itu ga ber;laku lagi. Saya masih duduk di kursi
kuliah dan adek adek saya pada masih sekolah semua. Jadi keluarga kuh masih
banyak penegluaran apalagi ayah dan ibukuh adalah petani berdasi dikampung,
trus saya sekarang tinggal di kota dirumah saudarakuh yang baeik mengasuh dan
menyekolahkan aku, saat ini saya belum bekerja tapi, masih dalam pencarian.
Jauh dari keluarga adalah
membuat saya hidup untuk menghargai apa arti keluarga dan hidup. Di zaman
sekarang ini cari kerja emang ga gampang perlu butuh keahlian. Saya sangat suka
tulis-menulis walaupun tulis saya agak kurang rapi tapi mulai dari smk saya
sudah sangat suka menulis. Saya menulis apa saja mulai dari senang, dapat
hadiah, nasehat, tangisan juga semuanya aku curahkan di dalam bukuku itu, aku
tulis di binder atau catatan harian ku. Saya sangat suka mengarang cerita,
nulis puisi pokoknya yang berhubungan dengan tulisanlah. Saya sangat suka
karena dari situ saya ingin bercita-cita menjadi seorang jurnalistik atau ga
jadi penulis terkenallah, kalo bisa di izinin Tuhan yang aku bersyukur banget
deh. Saya lagi pokus untuk membuat karya tulis, atau membuat buku sekalian
membuat belajar latihan untuk memperlancar tangan untuk mengetik. Saya setiap
harinya dirumah, makanya sepi bangat dan sahabat setia kuh hanyalah buku, kalau
udah bosan baru menonton dirumah sama bapatua kalo ga ada les Masuk.
Menurut saya sata seperti seorang kalelawar kalo malam belajar mencari ilmu buat masa
depan, dan paginya saya kerja dirumah. Hmmm begitulah sampai saat ini, tapi
lama kelamaan itu membuat saya menjadi sepi dan kadang-kadang mengeluh, tapi ya
gimana lagi haruslah bersabar dan tetap semangat, karena itulah rencana Tuhan
dulu buat saya. Saya belajar hidup untuk bersabar dan mengerti betapa hidup ini
butuh perjuangan yang sangat kita hargai dan kita harus gunakan sebaik-baiknya
sebelum kesempatan kita akan hilang.
Jujur saja rasanya bosan dan sepi kadang-kadang aku iri ama
teman-temanku yang udah kerja, jadi mereka semua cerita kerja., kerja, kerja
dan kerja lagi sedangkan saya,,,,,,, ya emang begitulah kira-kira kadang-kadang
saya hanyalah sebagai pendengar saja.
Tapi aku punya prinsip dalam hidup ini agar tetap semangat dan
jangan menyerah serta putus asa dan apapun yang terjadi aku harus semangat dan
tetap berjuang demi nama baik keluargaku, aku ingin banget bahagiakan orang
tuaku dan juga bahagiakan adek-adek kuh semampu kuh. Disamping saya hobby maen
gitar tapi belom lancar sih, masih butuh belajar. Hari-hari saya selalu
bersama-sama dengan buku . bisa dibilang saya seorang kutu buku. Demikianlah
yang bisa saya utarakan . Dan saya bertrimakasih kepada Tuhan Yesus yang selalu
mengguatkan aku, dan slalu setia menemani dan menjagai saya sehingga karangan
ini bisa selesai GOOD LUCKY AND GOD BLESS US.
Banyak dari kita
yang memiliki prinsip “hidup untuk hari ini”. Bekerja tak kenal lelah dan tak
kenal waktu, tentu wajar jika kita ingin langsung menuai hasilnya. Masa
keemasan ini seyogianya dinikmati dengan maksimal. Massih muda, sehat, dan
produktif sering kali menjadi alasan kuat untuk menunda perencanaan.
Samapi suatu saat, terjadi peristiwa yang
menampar. Keras, entah itu musibah, penyakit, atau ujian hidup lainnya. Di saat
kapal kehidupan oleng dan diri menjadi limbung, barulah kita sadar bahwa kita
tidak memiliki tiang untuk bersandar. Ironisnya, keluarga yang menyandarkan
hidup pada kita juga turut terimbas. Masa yang tadinya carah menjadi gelap
gulita, penuh ketidakpastian.
Timbul rasa sesal karena terus menunda
perencanaan. Bukanya mau bergerak karena sesungguhnya pengingat ada dimana-mana.
Sadar sepenuhnya bahwa asuransi itu penting. Namun cicilan bayar sewa rumah,
cicilan gadget tipe baru, dan tunggakan uang kuliah belum lunas, membuat
rencana beransuransi ditunda.
Sering mendengar bahwa invenstasi itu perlu,.
Namun, keinginan berlibur ke luar negeri sulit dibendung. Toh masih ada waktu
untuk mengumpulkan pundi-pundi. Pernah diingatkan teman untuk masuk asuransi,
Ah, tapi selagi masih muda, untuk apa memikirkan soal itu?
Trus saat ujian datang, barulah kita sadar.
Rencana bukannya tak banyak, artinya bila tak diikuti langkah nyata.
Karena sekedar menjadi sebuah wacana,
saat cobaaan menyergap kita pun tak
siap. Momen titik balik seperti ini membuat tergerak untuk mengubah cara
pandang terhadao kehidupan. Untuk siapa kita kerja keras? Pikiran pun melayang
pada hal-hal yang berharga dalam hidup kita: pasangan, anak atau orangtua. Apa yang terjadi ssat penyakit,
kecelakaan, bahkan kekecewaan yang menimpa, atau impian tidak sesuai yang
diharapkan. Bagaimana kita menghadapi semua ini atau mampukah kita sejahtra dan
keluarga yang bahagia dalam merajut masa depan
yang akan datang, jika demikain
itulah perjuangan untuk akan hidup…….
artikel w
Hidup bukan
hanya untuk hari ini
My biodata
Nama saya Dewi putri Saya
lahir di sileang pangambatan 24 Maret taon 1993 itu menurut izajah saya tapi
kalo menurut bap
tisan lahir saya pada tanggal 27 maret tahun 1994. Ya udah
sampai sekrang aku jadi pake tahun yang ada di izajah. Saya anak pertama dari
delapan bersaudara dimana kami ada empat cewek dan empat cowok adek-adekquh
banyak biasalah kalau di kampong, Katanya kalo banyak anak banyak rezeki tapi
kalo melihat zaman sekarang itu ga ber;laku lagi. Saya masih duduk di kursi
kuliah dan adek adek saya pada masih sekolah semua. Jadi keluarga kuh masih
banyak penegluaran apalagi ayah dan ibukuh adalah petani berdasi dikampung,
trus saya sekarang tinggal di kota dirumah saudarakuh yang baeik mengasuh dan
menyekolahkan aku, saat ini saya belum bekerja tapi, masih dalam pencarian.
Jauh dari keluarga adalah
membuat saya hidup untuk menghargai apa arti keluarga dan hidup. Di zaman
sekarang ini cari kerja emang ga gampang perlu butuh keahlian. Saya sangat suka
tulis-menulis walaupun tulis saya agak kurang rapi tapi mulai dari smk saya
sudah sangat suka menulis. Saya menulis apa saja mulai dari senang, dapat
hadiah, nasehat, tangisan juga semuanya aku curahkan di dalam bukuku itu, aku
tulis di binder atau catatan harian ku. Saya sangat suka mengarang cerita,
nulis puisi pokoknya yang berhubungan dengan tulisanlah. Saya sangat suka
karena dari situ saya ingin bercita-cita menjadi seorang jurnalistik atau ga
jadi penulis terkenallah, kalo bisa di izinin Tuhan yang aku bersyukur banget
deh. Saya lagi pokus untuk membuat karya tulis, atau membuat buku sekalian
membuat belajar latihan untuk memperlancar tangan untuk mengetik. Saya setiap
harinya dirumah, makanya sepi bangat dan sahabat setia kuh hanyalah buku, kalau
udah bosan baru menonton dirumah sama bapatua kalo ga ada les Masuk.
Menurut saya sata seperti seorang kalelawar kalo malam belajar mencari ilmu buat masa
depan, dan paginya saya kerja dirumah. Hmmm begitulah sampai saat ini, tapi
lama kelamaan itu membuat saya menjadi sepi dan kadang-kadang mengeluh, tapi ya
gimana lagi haruslah bersabar dan tetap semangat, karena itulah rencana Tuhan
dulu buat saya. Saya belajar hidup untuk bersabar dan mengerti betapa hidup ini
butuh perjuangan yang sangat kita hargai dan kita harus gunakan sebaik-baiknya
sebelum kesempatan kita akan hilang.
Jujur saja rasanya bosan dan sepi kadang-kadang aku iri ama
teman-temanku yang udah kerja, jadi mereka semua cerita kerja., kerja, kerja
dan kerja lagi sedangkan saya,,,,,,, ya emang begitulah kira-kira kadang-kadang
saya hanyalah sebagai pendengar saja.
Tapi aku punya prinsip dalam hidup ini agar tetap semangat dan
jangan menyerah serta putus asa dan apapun yang terjadi aku harus semangat dan
tetap berjuang demi nama baik keluargaku, aku ingin banget bahagiakan orang
tuaku dan juga bahagiakan adek-adek kuh semampu kuh. Disamping saya hobby maen
gitar tapi belom lancar sih, masih butuh belajar. Hari-hari saya selalu
bersama-sama dengan buku . bisa dibilang saya seorang kutu buku. Demikianlah
yang bisa saya utarakan . Dan saya bertrimakasih kepada Tuhan Yesus yang selalu
mengguatkan aku, dan slalu setia menemani dan menjagai saya sehingga karangan
ini bisa selesai GOOD LUCKY AND GOD BLESS US.
Banyak dari kita
yang memiliki prinsip “hidup untuk hari ini”. Bekerja tak kenal lelah dan tak
kenal waktu, tentu wajar jika kita ingin langsung menuai hasilnya. Masa
keemasan ini seyogianya dinikmati dengan maksimal. Massih muda, sehat, dan
produktif sering kali menjadi alasan kuat untuk menunda perencanaan.
Samapi suatu saat, terjadi peristiwa yang
menampar. Keras, entah itu musibah, penyakit, atau ujian hidup lainnya. Di saat
kapal kehidupan oleng dan diri menjadi limbung, barulah kita sadar bahwa kita
tidak memiliki tiang untuk bersandar. Ironisnya, keluarga yang menyandarkan
hidup pada kita juga turut terimbas. Masa yang tadinya carah menjadi gelap
gulita, penuh ketidakpastian.
Timbul rasa sesal karena terus menunda
perencanaan. Bukanya mau bergerak karena sesungguhnya pengingat ada dimana-mana.
Sadar sepenuhnya bahwa asuransi itu penting. Namun cicilan bayar sewa rumah,
cicilan gadget tipe baru, dan tunggakan uang kuliah belum lunas, membuat
rencana beransuransi ditunda.
Sering mendengar bahwa invenstasi itu perlu,.
Namun, keinginan berlibur ke luar negeri sulit dibendung. Toh masih ada waktu
untuk mengumpulkan pundi-pundi. Pernah diingatkan teman untuk masuk asuransi,
Ah, tapi selagi masih muda, untuk apa memikirkan soal itu?
Trus saat ujian datang, barulah kita sadar.
Rencana bukannya tak banyak, artinya bila tak diikuti langkah nyata.
Karena sekedar menjadi sebuah wacana,
saat cobaaan menyergap kita pun tak
siap. Momen titik balik seperti ini membuat tergerak untuk mengubah cara
pandang terhadao kehidupan. Untuk siapa kita kerja keras? Pikiran pun melayang
pada hal-hal yang berharga dalam hidup kita: pasangan, anak atau orangtua. Apa yang terjadi ssat penyakit,
kecelakaan, bahkan kekecewaan yang menimpa, atau impian tidak sesuai yang
diharapkan. Bagaimana kita menghadapi semua ini atau mampukah kita sejahtra dan
keluarga yang bahagia dalam merajut masa depan
yang akan datang, jika demikain
itulah perjuangan untuk akan hidup…….
artikel w
Hidup bukan
hanya untuk hari ini
My biodata
Nama saya Dewi putri Saya
lahir di sileang pangambatan 24 Maret taon 1993 itu menurut izajah saya tapi
kalo menurut bap
tisan lahir saya pada tanggal 27 maret tahun 1994. Ya udah
sampai sekrang aku jadi pake tahun yang ada di izajah. Saya anak pertama dari
delapan bersaudara dimana kami ada empat cewek dan empat cowok adek-adekquh
banyak biasalah kalau di kampong, Katanya kalo banyak anak banyak rezeki tapi
kalo melihat zaman sekarang itu ga ber;laku lagi. Saya masih duduk di kursi
kuliah dan adek adek saya pada masih sekolah semua. Jadi keluarga kuh masih
banyak penegluaran apalagi ayah dan ibukuh adalah petani berdasi dikampung,
trus saya sekarang tinggal di kota dirumah saudarakuh yang baeik mengasuh dan
menyekolahkan aku, saat ini saya belum bekerja tapi, masih dalam pencarian.
Jauh dari keluarga adalah
membuat saya hidup untuk menghargai apa arti keluarga dan hidup. Di zaman
sekarang ini cari kerja emang ga gampang perlu butuh keahlian. Saya sangat suka
tulis-menulis walaupun tulis saya agak kurang rapi tapi mulai dari smk saya
sudah sangat suka menulis. Saya menulis apa saja mulai dari senang, dapat
hadiah, nasehat, tangisan juga semuanya aku curahkan di dalam bukuku itu, aku
tulis di binder atau catatan harian ku. Saya sangat suka mengarang cerita,
nulis puisi pokoknya yang berhubungan dengan tulisanlah. Saya sangat suka
karena dari situ saya ingin bercita-cita menjadi seorang jurnalistik atau ga
jadi penulis terkenallah, kalo bisa di izinin Tuhan yang aku bersyukur banget
deh. Saya lagi pokus untuk membuat karya tulis, atau membuat buku sekalian
membuat belajar latihan untuk memperlancar tangan untuk mengetik. Saya setiap
harinya dirumah, makanya sepi bangat dan sahabat setia kuh hanyalah buku, kalau
udah bosan baru menonton dirumah sama bapatua kalo ga ada les Masuk.
Menurut saya sata seperti seorang kalelawar kalo malam belajar mencari ilmu buat masa
depan, dan paginya saya kerja dirumah. Hmmm begitulah sampai saat ini, tapi
lama kelamaan itu membuat saya menjadi sepi dan kadang-kadang mengeluh, tapi ya
gimana lagi haruslah bersabar dan tetap semangat, karena itulah rencana Tuhan
dulu buat saya. Saya belajar hidup untuk bersabar dan mengerti betapa hidup ini
butuh perjuangan yang sangat kita hargai dan kita harus gunakan sebaik-baiknya
sebelum kesempatan kita akan hilang.
Jujur saja rasanya bosan dan sepi kadang-kadang aku iri ama
teman-temanku yang udah kerja, jadi mereka semua cerita kerja., kerja, kerja
dan kerja lagi sedangkan saya,,,,,,, ya emang begitulah kira-kira kadang-kadang
saya hanyalah sebagai pendengar saja.
Tapi aku punya prinsip dalam hidup ini agar tetap semangat dan
jangan menyerah serta putus asa dan apapun yang terjadi aku harus semangat dan
tetap berjuang demi nama baik keluargaku, aku ingin banget bahagiakan orang
tuaku dan juga bahagiakan adek-adek kuh semampu kuh. Disamping saya hobby maen
gitar tapi belom lancar sih, masih butuh belajar. Hari-hari saya selalu
bersama-sama dengan buku . bisa dibilang saya seorang kutu buku. Demikianlah
yang bisa saya utarakan . Dan saya bertrimakasih kepada Tuhan Yesus yang selalu
mengguatkan aku, dan slalu setia menemani dan menjagai saya sehingga karangan
ini bisa selesai GOOD LUCKY AND GOD BLESS US.
Banyak dari kita
yang memiliki prinsip “hidup untuk hari ini”. Bekerja tak kenal lelah dan tak
kenal waktu, tentu wajar jika kita ingin langsung menuai hasilnya. Masa
keemasan ini seyogianya dinikmati dengan maksimal. Massih muda, sehat, dan
produktif sering kali menjadi alasan kuat untuk menunda perencanaan.
Samapi suatu saat, terjadi peristiwa yang
menampar. Keras, entah itu musibah, penyakit, atau ujian hidup lainnya. Di saat
kapal kehidupan oleng dan diri menjadi limbung, barulah kita sadar bahwa kita
tidak memiliki tiang untuk bersandar. Ironisnya, keluarga yang menyandarkan
hidup pada kita juga turut terimbas. Masa yang tadinya carah menjadi gelap
gulita, penuh ketidakpastian.
Timbul rasa sesal karena terus menunda
perencanaan. Bukanya mau bergerak karena sesungguhnya pengingat ada dimana-mana.
Sadar sepenuhnya bahwa asuransi itu penting. Namun cicilan bayar sewa rumah,
cicilan gadget tipe baru, dan tunggakan uang kuliah belum lunas, membuat
rencana beransuransi ditunda.
Sering mendengar bahwa invenstasi itu perlu,.
Namun, keinginan berlibur ke luar negeri sulit dibendung. Toh masih ada waktu
untuk mengumpulkan pundi-pundi. Pernah diingatkan teman untuk masuk asuransi,
Ah, tapi selagi masih muda, untuk apa memikirkan soal itu?
Trus saat ujian datang, barulah kita sadar.
Rencana bukannya tak banyak, artinya bila tak diikuti langkah nyata.
Karena sekedar menjadi sebuah wacana,
saat cobaaan menyergap kita pun tak
siap. Momen titik balik seperti ini membuat tergerak untuk mengubah cara
pandang terhadao kehidupan. Untuk siapa kita kerja keras? Pikiran pun melayang
pada hal-hal yang berharga dalam hidup kita: pasangan, anak atau orangtua. Apa yang terjadi ssat penyakit,
kecelakaan, bahkan kekecewaan yang menimpa, atau impian tidak sesuai yang
diharapkan. Bagaimana kita menghadapi semua ini atau mampukah kita sejahtra dan
keluarga yang bahagia dalam merajut masa depan
yang akan datang, jika demikain
itulah perjuangan untuk akan hidup…….
artikel w
Hidup bukan
hanya untuk hari ini
My biodata
Nama saya Dewi putri Saya
lahir di sileang pangambatan 24 Maret taon 1993 itu menurut izajah saya tapi
kalo menurut bap
tisan lahir saya pada tanggal 27 maret tahun 1994. Ya udah
sampai sekrang aku jadi pake tahun yang ada di izajah. Saya anak pertama dari
delapan bersaudara dimana kami ada empat cewek dan empat cowok adek-adekquh
banyak biasalah kalau di kampong, Katanya kalo banyak anak banyak rezeki tapi
kalo melihat zaman sekarang itu ga ber;laku lagi. Saya masih duduk di kursi
kuliah dan adek adek saya pada masih sekolah semua. Jadi keluarga kuh masih
banyak penegluaran apalagi ayah dan ibukuh adalah petani berdasi dikampung,
trus saya sekarang tinggal di kota dirumah saudarakuh yang baeik mengasuh dan
menyekolahkan aku, saat ini saya belum bekerja tapi, masih dalam pencarian.
Jauh dari keluarga adalah
membuat saya hidup untuk menghargai apa arti keluarga dan hidup. Di zaman
sekarang ini cari kerja emang ga gampang perlu butuh keahlian. Saya sangat suka
tulis-menulis walaupun tulis saya agak kurang rapi tapi mulai dari smk saya
sudah sangat suka menulis. Saya menulis apa saja mulai dari senang, dapat
hadiah, nasehat, tangisan juga semuanya aku curahkan di dalam bukuku itu, aku
tulis di binder atau catatan harian ku. Saya sangat suka mengarang cerita,
nulis puisi pokoknya yang berhubungan dengan tulisanlah. Saya sangat suka
karena dari situ saya ingin bercita-cita menjadi seorang jurnalistik atau ga
jadi penulis terkenallah, kalo bisa di izinin Tuhan yang aku bersyukur banget
deh. Saya lagi pokus untuk membuat karya tulis, atau membuat buku sekalian
membuat belajar latihan untuk memperlancar tangan untuk mengetik. Saya setiap
harinya dirumah, makanya sepi bangat dan sahabat setia kuh hanyalah buku, kalau
udah bosan baru menonton dirumah sama bapatua kalo ga ada les Masuk.
Menurut saya sata seperti seorang kalelawar kalo malam belajar mencari ilmu buat masa
depan, dan paginya saya kerja dirumah. Hmmm begitulah sampai saat ini, tapi
lama kelamaan itu membuat saya menjadi sepi dan kadang-kadang mengeluh, tapi ya
gimana lagi haruslah bersabar dan tetap semangat, karena itulah rencana Tuhan
dulu buat saya. Saya belajar hidup untuk bersabar dan mengerti betapa hidup ini
butuh perjuangan yang sangat kita hargai dan kita harus gunakan sebaik-baiknya
sebelum kesempatan kita akan hilang.
Jujur saja rasanya bosan dan sepi kadang-kadang aku iri ama
teman-temanku yang udah kerja, jadi mereka semua cerita kerja., kerja, kerja
dan kerja lagi sedangkan saya,,,,,,, ya emang begitulah kira-kira kadang-kadang
saya hanyalah sebagai pendengar saja.
Tapi aku punya prinsip dalam hidup ini agar tetap semangat dan
jangan menyerah serta putus asa dan apapun yang terjadi aku harus semangat dan
tetap berjuang demi nama baik keluargaku, aku ingin banget bahagiakan orang
tuaku dan juga bahagiakan adek-adek kuh semampu kuh. Disamping saya hobby maen
gitar tapi belom lancar sih, masih butuh belajar. Hari-hari saya selalu
bersama-sama dengan buku . bisa dibilang saya seorang kutu buku. Demikianlah
yang bisa saya utarakan . Dan saya bertrimakasih kepada Tuhan Yesus yang selalu
mengguatkan aku, dan slalu setia menemani dan menjagai saya sehingga karangan
ini bisa selesai GOOD LUCKY AND GOD BLESS US.
Banyak dari kita
yang memiliki prinsip “hidup untuk hari ini”. Bekerja tak kenal lelah dan tak
kenal waktu, tentu wajar jika kita ingin langsung menuai hasilnya. Masa
keemasan ini seyogianya dinikmati dengan maksimal. Massih muda, sehat, dan
produktif sering kali menjadi alasan kuat untuk menunda perencanaan.
Samapi suatu saat, terjadi peristiwa yang
menampar. Keras, entah itu musibah, penyakit, atau ujian hidup lainnya. Di saat
kapal kehidupan oleng dan diri menjadi limbung, barulah kita sadar bahwa kita
tidak memiliki tiang untuk bersandar. Ironisnya, keluarga yang menyandarkan
hidup pada kita juga turut terimbas. Masa yang tadinya carah menjadi gelap
gulita, penuh ketidakpastian.
Timbul rasa sesal karena terus menunda
perencanaan. Bukanya mau bergerak karena sesungguhnya pengingat ada dimana-mana.
Sadar sepenuhnya bahwa asuransi itu penting. Namun cicilan bayar sewa rumah,
cicilan gadget tipe baru, dan tunggakan uang kuliah belum lunas, membuat
rencana beransuransi ditunda.
Sering mendengar bahwa invenstasi itu perlu,.
Namun, keinginan berlibur ke luar negeri sulit dibendung. Toh masih ada waktu
untuk mengumpulkan pundi-pundi. Pernah diingatkan teman untuk masuk asuransi,
Ah, tapi selagi masih muda, untuk apa memikirkan soal itu?
Trus saat ujian datang, barulah kita sadar.
Rencana bukannya tak banyak, artinya bila tak diikuti langkah nyata.
Karena sekedar menjadi sebuah wacana,
saat cobaaan menyergap kita pun tak
siap. Momen titik balik seperti ini membuat tergerak untuk mengubah cara
pandang terhadao kehidupan. Untuk siapa kita kerja keras? Pikiran pun melayang
pada hal-hal yang berharga dalam hidup kita: pasangan, anak atau orangtua. Apa yang terjadi ssat penyakit,
kecelakaan, bahkan kekecewaan yang menimpa, atau impian tidak sesuai yang
diharapkan. Bagaimana kita menghadapi semua ini atau mampukah kita sejahtra dan
keluarga yang bahagia dalam merajut masa depan
yang akan datang, jika demikain
itulah perjuangan untuk akan hidup…….
Langganan:
Postingan (Atom)